Kamis, 11 Juni 2015


MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 setelah Amerika Serikat. Selain jumlah penduduknya yang besar, luasnya negara kepulauan dan tidak meratanya penduduk membuat Indonesia semakin banyak mengalami permasalahan terkait dengan hal kependudukan. Tidak hanya itu, faktor geografi, tingkat migrasi, struktur kependudukan di Indonesia dll membuat masalah kependudukan semakin kompleks dan juga menjadi hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus guna kepentingan pembangunan manusia Indonesia. Adapun masalah-masalah kependudukan yang dialami oleh Indonesia antara lain:

A. Demografis


1. Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population)
Telah disebutkan sebelumnya di awal bahwa jumlah penduduk Indonesia berada di urutan ke empat terbesar di dunia setelah berturut-turut China, India, Amerika Serikat dan keempat adalah Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka 237.641.326 (www.bps.go.id). Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Dari sensus tahun 1971-2010, jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah.
Dari data yang saya ambil dari Kabupaten Kepulaun Selayar akan mewakili jumlah penduduk Indonesia, di bawah ini dapat dilihat bagaimana jumlah penduduk di Kepualuan Kepulauan Selayar dari tahun ke tahun semakin bertambah. Hal ini tentunya memberikan berbagai dampak baik postif dan negatif. Sebelum membahas tentang masalah kependudukan, ada baiknya kita mengetahui dampak positifnya lebih dahulu antara lain sebagai penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam, mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain, dsb.

583a7e29311a545dbf519e6810008d2a_11


Akan tetapi permasalahan kependudukan terkait dengan jumlah penduduk yang besar menjadi sebuah masalah yang tidak dapat dihindarkan. Indonesia memiliki berbagai potensi terjadinya konfik. Benturan antara berbagai kepentingan dengan berbagai organisasi masa lainnya membuat masalah besarnya populasi menjadi hambatan. Selain itu yang terpenting terkait dengan permasalahan penyediaan sumber daya alam dan berbagai kebutuhan penting lainnya. Adanya tekanan penduduk terhadap daya dukung lingkungan menjadi masalah yang sangat rumit. Kepentingan untuk membangun tempat tinggal dan ruang gerak sangatlah penting namun di sisi lain terdapat kepentingan yang terkait dengan permasalah lingkungan seperti halnya sebagai daerah aliran sungai, daerah resapan air, pertanian, penyediaan sumber daya alam, dll. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dan keduanya perlu mendapatkan perhatian yang sama demi keseimbangan alam.
Selain itu, masalah yang muncul terkait dengan jumlah penduduk yang besar adalah dalam penyedian lapangan pekerjaan. Kebutuhan akan bahan pokok menuntut orang untuk berkerja dan encari nafkah. Namun, penyedia lapangan kerja sangatlah minim. Yang menjadi masalah adalah penduduk lebih senang untuk menggantungkan diri terhadap pekerjaan dan cenderung mencari pekerjaan daripada membuka lapangan pekerjaan. Hal ini menyebabkan masalah baru yaitu pengangguran. Apabila jumlah pengangguran ini tinggi, maka rasio ketergantungan tinggi sehingga negara memiliki tanggungan yang besar untuk penduduknya yang dapat menghambat pembangunan dan menyebabkan tingkat kemiskinan menjadi tinggi.
Jumlah penduduk yang besar memiliki andil dalam berbagai permasalahan lingkungan dan aspek lainnya. Jumlah penduduk yang besar tentunya membutuhkan ruang yang lebih luas dan juga kebutuhan yang lebih banyak namun lahan dan juga wilayah Indonesia tidaklah bertambah. Oleh karena itu, perencaan yang matang sangatlah diperlukan guna penentuan kebijakan terkait dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia.

2. Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Terkait dengan jumlah penduduk yang tinggi tentunya terdapat faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah tingkat atau laju pertumbuhan penduduk. Besarnya laju pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah penduduk semakin meningkat.
Semakin besar persentase kenaikannya maka semakin besar jumlah penduduknya. Kenaikan ini tentunya membawa dampak bagi kependudukan Indonesia. Dalam penentuan kebijakan semakin banyak yang perlu dipertimbangkan baik dalam hal penyediaan berbagai sarana dan prasarana, fasilitas-fasilitas umum dan yang terpenting adalah kebijakan dalam rangka mengurangi laju pertumbuhan yang ada di Indonesia. Dari situlah muncul program KBdan kini ditangani oleh BKKBN.
309c7a657e27733bb2b8b1e28625ed7b_penduduk-indonesia

Jika melihat grafik di atas, dari tahun ke tahun tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia semakin menurun. Pertambahan yang terjadi tidak terlalu tinggi daripada tahun sebelumnya. Namun, alangkah lebih baik apabila persentase pertumbuhannya semakin menurun hingga mencapai angka dibawah 1%. Dalam penggelompokkan negara-negara, negara-negara maju selalu memiliki angka pertumbuhan penduduk di bawah 1% atau bahkan 0%. Melihat dari jumlah penduduk Indonesia yang tinggi, penekanan agar laju pertumbuhan penduduk dapat menurun merupakan langkah yang baik guna menjaga kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Apabila tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terus dibiarkan maka akan terjadi berbagai masalah baik masalah pengangguran, tingkat kualitas sumber daya manusia yang menurun, kejahatan, lapangan pekerjaan dll yang memberikan dampak negatif bagi kelangsungan umat manusia Indonesia khususnya. Oleh karena itu, usaha untuk menekan laju pertumbuhan sangatlah penting. Program-program yang ditawarkan pemerintah harus didukung oleh masyarakat seperti halnya KB, penggunaan alat kontrasepsi, penundaan usia perkawinan, dll sehingga penurunan laju pertumbuhan penduduk diharapkan menurun.

3. Persebaran Penduduk Tidak Merata
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus penduduk dan survey penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar provinsi yang satu dengan provinsi yang lain tidak merata.
Di Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang berpusat di Pulau Jawa. Hampir lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia mendiami Jawa. Hal ini menjadi masalah apabila pusat pemerintahan, informasi, trasportasi, ekonomi, dan berbagai fasilitas hanya berada di satu wilayah. Penduduk akan berusaha untuk melakukan migrasi dan akhirnya akan berdampak pada permasalahan pemerataan pembangunan.
Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran penduduk:
  1. Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
  2. Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya tidak disenangi sebagai tempat tinggal
  3. Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat tinggal di daerah datar
  4. Sumber air
  5. Perhubangan atau transportasi
  6. Fasilitas dan juga pusat-pusat ekonomi, pemerintahan, dll.


B. Non Demografis Bersifat Kualitatif
1. Tingkat Kesehatan Penduduk yang Rendah
Usaha untuk terus meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia terus digalakkan. Namun, kembali lagi permasala itu tetap muncul dan menjadi PR bagi penentu kebijakan guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia.
Dalam hal kesehatan yang akan mejadi sorotan bagaimana gambaran tingkat kesehatan adalah angka kematian bayi. Besarnya kematian yeng terjadi menujukkan bagaimana kondisi lingkungan dan jugakesehatan pada masyarakat.
4787d6fd73f531691d199567c89757c2_kematian-bayi
Dari data di atas dapat dilihat bagaimana penurunan yang terjadi pada angka kematian bayi di Indonesia yang dihitung berdasar jumlah kematian di setiap 1000 kelahiran per tahun. Penurunan ini menujukkan usaha untuk perbaikan dalam bidang kesehatan terus saja diupayakan guna meningkatkan kualitas hidup manusia Indonsia. Berbagai layanan kesehata yang dibuka seperti imunisasi dan juga posyandu tentunya menjadi harapan guna memperbaiki kondisi kesehatan yang ada saat ini.

Sebagai tambahan, terdapat tabel yang menujukkan bagaimana kondisi status gizi buruk yang ada di Indonesia tahun 1998-2003. Pemenuhan Gizi yang baik tentunya akan sangat berpengaruh pada kesehatan jika dikaitkan dengan kemampuan bayi untuk bertahan dari penyakit. Kebutuhan akan gizi yang terpenuhi akan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga lebih kebal terhadap penyakit. Dari grafik di bawah ini, masih banyak terdapat balita yang mengalami gizi kurang bahkan gizi buruk. Hal ini menujukkan bahwa perbaikan dalam hal kesehatan masih perlu dilakukan

cf9d6853e3eec1909c6e1abf5e59ef9d_tabel_bab_iv_09
Selain indikator tersebut, pengukuran tingkat kesehatan juga dapat dilakukan dengan melihat usia harapan hidup manusia Indonesia. Dalam Population Da

ta Sheet 2012, usia harapan hidup orang Indonesia adalah 72 tahun sedangkan tahun 2011 rata-rata usia harapan hidupnya 71. Hal ini menujukkan usaha peningkatan dan perbaikan kualitas kesehatan manusia Indonesia. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.



2. Pendidikan Yang Rendah
Kesadaran masyarakat akan pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Dari UU yang dikeluarkan pun terlihat bahwa wajib belajar penduduk Indonesia masih terbatas 9 tahun sementara negara lain bahkan menetapkan angka lebih dari 12 tahun dalam pendidikannya. Namun bagi Indonesia sendiri, angka 9 tahun pun belum semuanya terlaksana dan tuntas mengingat banyaknya pulau di Indonesia yang masih belum terjangkau oleh berbagai fasilitas pendidikan. Dari HDI (Human Development Indeks) tahun 2011 pun rata-rata pendidikanbangsa Indonesia masih pada angka 5.8 tahun. Dari sini pun sudah terlihat bagaimana tingkat pendidikan di Indonesia.
Akan tetapi, sebenarnya tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi.
Namun kembali pada kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi namun tetap saja menjadi penggangguran. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain. Seperti yang telihat pada grafik di bawah ini, pengangguran yang di maksud di sini merupakan pengangguran yang terjadi karena mereka sedang dalam proses mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan atau sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Terdapat angka yang menujukkan bahwa tingkat pengangguran tertinggi berada pada tamatan SMA/Umum. Ini menujukkan bahwa pendidikan setara SMA belum cukup untuk mengentaskan jumlah pengangguran yang ada di Indonesia. Lulusan ini masih menjadi pertanda bahwa tingkatan produktivitas tidak bertambah jika pendidikan hanya sebatas ini. Perlunya peningkatan pendidikan serta pendidikan non formal tentunya akan membantu agar pengangguran tidak menumpuk pada lulusan SMA.
752bea5e1e3402b89e24215f548d21e2_3



Jika diamati, kondisi ini sangat memprihatinkan. Tingkat pendidikandiharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah membawa dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan penduduk.

3. Banyaknya Jumlah Penduduk Miskin
b870bfc56e20a3191d19a248551ff631_4
Kemiskinan juga menjadi salah satu masalah yang melanda Indonesia. Walau Indonesia bukan termasuk negara miskin menurutPBB namun dalam kenyataannya lebih dari 30 juta rakyat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Yang lebih disayangkan lagi, Indonesia merupkan negara yang kaya akan sumber daya alam yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Tapi sungguh memprihatinkan ketika meihat bagaimana kemiskinan menjadi bagian permasalahan di negeri yang kaya ini.
Secara garis besar penurunan jumlah warga miskin memang terlihat signifikan. Hal ini juga dibenarkan oleh beberapa pakar yang mengamati penurunan ini. namun, angka 30 juta masih menjadi permasalahan sendiri mengingat adanya berbagai tujuan global yang akan di capai tahun 2015.
Selain kemiskinan, masalah lain adalah kesenjangan sosial menjadi terlihat jelas di Indonesia. Kaum konglomerat menjadi penguasa namun pemerintah diam saja dengan kemiskinan yang ada. tidak mengherankan apabila negara Indonesia memiliki jumlah rakyat miskin yang cukup banyak.
Yang manjadi pertanyaan adalah kenapa Indonesia bisa menjadi negara yang penduduknya miskin padahal kaya sedangkan banyak negara yan miskin sumber daya namun menjadi negara-negara kaya yang menguasai dunia. Jawabannya kembali ke sumber daya manusia. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Ini dibuktikan oleh negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi sperti Jepang. Kurangnya perhatian terhadap SDM Indonesia menjadikan rakyat banyak yang menderita. Seharusnya kenyataan ini menjadikan dasar pertimbangan kebenaran UUD pasal 33. Dalam hal ini tetap kemakmuran rakyat merupakan hal utama yang harus di perhatikan demi terciptanya Indonesia yang merdeka seutuhnya.

C. Solusi
Untuk mencapai pemerataan dan keseimbangan dalam penyebaran penduduk maka salah satu jalan dalam mengatasi masalah kependudukan ialah dengan mengadakan transmigrasiTransmigrasimerupakan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain dalam wilayah Indonesia umumnya orang-orang yang mengikuti program transmigrasi berasal dari Jawa, Madura, dan Bali, mereka biasanya ditempatkan di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, dan di bagian Nusantara yang masih jarang penduduk.
Pulau Kalimantan yang merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia dan memilki jumlah penduduk yang relatif sedikit menjadi salah satu tempat tujuan transmigrasi. Wilayah ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan pertanian, dengan lahan yang masih luas dan tanah yang subur terbuka peluang untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik bagi para transmigran.
Pemerataan penduduk melalui transmigrasi dianggap penting mengingat kekayaan alam yang merupakan modal pokok dalam pembangunan nasional, yang masih terpendam dalam bumi Indonesia belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Pembangunan di bidang transmigrasi sangat erat hubungannya dengan pembangunan daerah, baik di daerah asal maupun daerah penerima. Dari berbagai studi telah didapatkan keterangan tentang keadaan paratransmigran umum ketika di daerah asal. Transmigrasi umum di Kalimantan Selatan misalnya, 61% tidak memiliki tanah ketika di daerah asal ( hardjosoenarto dalam Friedrich, 1980:94 ). Transmigrasi adalah perpindahan tempat, suatu gerakan yang mempunyai motivasi, dengan berbagai factor yang melatarbelakanginya, ( Suyitno, 1980:116 ).
yang lain.
  • melaksanakan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum atau missal sehingga dapat mengurangi jumlah angka kelahiran.
  • menunda masa perkawinan.
  • penambahan dan penciptaan lapangan kerja,
  • meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan.
  • mengurangi kepadatan penduduk dengan programtransmigrasi.
  • meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan.

Jika kita akan membahas tentang bonus demografi dan ketenagakerjaan maka kita harus mengetahui apa itu Bonus Demografi?

Bonus Demografi adalah dimana suatu wilayah atau negara yang memiliki jumlah penduduk usia produktifnya (rentang usia 15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan dengan usia Non-Produktif (rentang usia 64+).  Dikatakan sebagai bonus karena ini tidak terjadi secara terus menerus melainkan terjadinya hanya sekali dalam beratus-ratus tahun.  Bonus Demografi ini hanya berlangsung Sekali dan tidak bertahan lama. 
Bonus Demografi memiliki berbagai pengertian yang berbeda-beda, namun sebenarnya intinya mempunyai arti yang sama.
1.  Menurut  Achille Guillard  

Demografi dibagi menjadi dua kata yaitu :
Demos     yang artinya rakyat atau penduduk
Grafien   yang artinya menulis
Jadi bisa disimpulkan bahwa Demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk.  Istilah ini untuk pertama kalinya digunakan oleh Achille Guillard dalam karangannya yang berjudul "Elements de Statistique Humaine on Demographic Compares" pada tahun 1885. 

2.  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI)
 

Bonus Demografi sendiri dapat dibagi menjadi dua kalimat yaitu :
"Bonus" dan "Demografi"
~ Bonus iyalah "1. upah tambahan di luar gaji atau upah sbg hadiah atau perangsang; gaji, upah ekstra yg dibayarkan kpd karyawan; gratifikasi; insentif; 2. halaman atau artikel tambahan (padadmajalah, koran)"
~ Demografi iyalah "ilmu susunan, jumlah, dan perkembangan penduduk; ilmu yg memberikan uraian atau gambaran statistik mengenai suatu bangsa dilihat dr sudut sosial politik; ilmu kependudukan; -- bahasa penyelidikan tt pelbagai kelompok pemakai bahasa dan variasi bahasa dl suatu masyarakat bahasa dng mempergunakan statistik, dan penggolongannya berdasarkan faktor kelas sosial, agama, umur, tempat, pendidikan, dan sebagainya".


3.  Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BkkbN)

Bonus Demografi adalah bonus yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya.

Jadi kesipulan dari Bonus Demografi adalah  suatu wilayah atau negara yang memiliki jumlah penduduk usia produktif (rentang usia 15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan dengan usia Non-Produktif (rentang usia 64+).  Dikatakan sebagai bonus karena ini tidak terjadi secara terus menerus melainkan terjadinya hanya sekali dalam beratus-ratus tahun.  Bonus Demografi ini hanya berlangsung sekali dan tidak bertahan lama.

Sedangkan pengertian Ketenagakerjaan adalah seseorang atau sekelompok orang yang mampu melakukan pekerjaan diluar atau didalam hubungan kerja dengan tujuan untuk menghasilkan jasa atau barang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ataupun dirinya sendiri.
Mungkin beberapa dari kalian masih belum mengetahui ataupun belum mengerti apa itu ketenagakerjaan/tenaga kerja.
pada posting kali ini saya akan menjelaskannya.
Jika kita berbicara tentang tenaga kerja maka kita akan dihadapkan oleh dua golongan tenaga kerja itu sendiri yaitu :


1.  Tenaga kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap telah dapat bekerja dan sanggup untuk berkerja jika sudah tidak ada permintaan kerja lagi.  Dan menurut undang-undang tenaga kerja adalah mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia 15 tahun sampai hingga 64 tahun.

2.  Bukan tenaga kerja
Bukan tenaga kerja adalah penduduk yang dianggap tidak mampu dan tidak mau berkerja meskipun ada permintaan untuk berkerja.  Sedangkan menurut undang-undang tenaga kerja No.13 tahun 2003, yang dimaksud dengan Bukan tenaga kerja adalah penduduk di luar usia kerja, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun.  Contohnya adalah anak-anak, pensiunan, dan para lansia (lanjut usia).

Dari pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja di atas dapat kita simpulkan sebagai berikut:
1.  Berdasarkan batasan kerja
 

 - Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.

- Bukan angkatan kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya.  Contoh kelompok ini adalah:
  ~ Anak sekolah dan mahasiswa,
  ~ Ibu rumah tangga dan orang cacat,
  ~ dan pengangguran sukarela, yaitu orang yang memang tidak mau bekerja.

2. Berdasarkan kualitasnya
  
- Tenaga kerja terdidik

Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara bersekolah atau menempuh pendidikan formal dan nonformal.  Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.

- Tenaga kerja terlatih

Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja.  Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang atau terus-menerus sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut.  Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain.


- Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih 

Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja.  Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.


Jadi kesimpulannya dari ketenagakerjaan atau tenaga kerja adalah seseorang atau sekelompok orang yang mampu melakukan pekerjaan di luar atau di dalam hubungan kerja dengan tujuan untuk menghasilkan jasa atau barang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ataupun dirinya sendiri.

Nah, dari pengertian di atas kita bisa sedikit membayangkan bonus demografi yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia dan juga kita akan membayangkan ketenagakerjaan yang ada di Indonesia.  Dengan adanya bonus demografi yang diperkirakan akan terjadi di Indonesia pada tahun 2035 di mana pada periode ini sangat menjanjikan potensi tenaga kerja yang berkualitas karena banyak tenaga kerja yang terlatih, dan untuk membuat itu berjalan dengan baik maka kita harus mengasumsikan untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia agar nantinya juga akan dapat membuat generasi-generasi penerus bangsa memiliki kualitas dan mampu bersaing dengan negara-negara lain untuk mencapai kesejahtearaan bersama.

Bonus demografi ini juga akan membawa peluang yang cukup menjanjikan bagi bangsa Indonesia. Peluang tersebut antara lain sebagai berikut :
- Indonesia dapat menjadi negara yang maju
- Petumbuhan ekonomi di Indonesia semakin baik dan meningkat
- Dapat meningkatkan daya saing bangsa
- Jumlah pengaguran akan semakin sedikit
- Bertumbuhkembangnya pola pikir generasi muda yang kreatif dan inovatif sebagai bentuk kontribusi dari pembangunan negara.

Tetapi juga terdapat ancaman dari bonus demografi itu sendiri, yaitu :
- Banyaknya penduduk yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah
- Penganguran secara besar-besaran
- Produktivitas nasional menurun
- Generasi muda mudah terpengaruh dengan budaya asing.
Pemerintahpun telah memberikan dan menetapkan empat prasyarat dari bonus demografi itu sendiri yaitu :
1.  Penduduk harus berkualitas.
Dimana untuk mengahadapi periode bonus demografi ini penduduk juga harus memiliki pendidikan,pengalaman, dan keterampilan dalam bidangnya.
2.  Terserap dalam pasar kerja.
Setiap penduduk haruslah mampu untuk berkerja dan mampu untuk bersaing sekalipun itu di pasar dunia Internasional.
3.  Meningkatkan tabungan di tingkat rumah tangga.
Merupakan bagian dari pendapatan yang diterima rumah tangga yang tidak dibelenjakan untuk keperluan konsumsi.
4.  Meningkatkan perempuan yang masuk dalam pasar kerja.
Dalam sektor ketenagakerjaan formal, misalnya, tenaga kerja perempuan terkonsentrasi pada pekerjaan dan sektor (yang dianggap bagian) 'perempuan' seperti pekerjaan di lingkungan pabrik dan pekerjaan domestik. Perempuan juga lebih besar kemungkinannya untuk bekerja di lingkungan keluarga, baik yang mendapatkan upah maupun yang tidak, serta mengerjakan lebih banyak pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan dengan baik, maka dengan meningkatnya perempuan yang masuk dalam pasar ini diharapkan juga akan semakin memajukan perekonomian Indonesia.
Salah satu cara untuk memajukan suatu negera juga dapat dengan cara meningkatkan Sumber Daya Manusianya (SDM) yang berada dalam negara tersebut, karena tingginya SDM pada suatu negara akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas suatu negara itu sendiri.
Ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini masih belum tertata dengan baik oleh karena berbagai macam aspek yang ada.  Jika kita akan memasuki periode bonus demografi kita juga harus membuat perencanaan tentang negara kita ke depannya.  Masih banyak masalah ketenagakerjaan di Indonesia yang harus diselesaikan terlebih dahulu, antara lain adalah :
- Jumlah angkatan kerja yang besar
Diperkirakan pada tahun 2035 kelak jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 305,6 juta jiwa yang merupakan peningkatan sebesar 28,6 persen dari tahun 2010 yang sebesar 237,6 juta jiwa.  Dan jika banyaknya jumlah penduduk ini tidak dibarengi dengan lapangan dan kualitas mutu pekerjanya maka ini juga dapat membuat ancaman bagi negara Indonesia untuk mencapai kemakmurannya, bukan hanya itu tetapi ini juga akan menyebabkan di Indonesia semakin banyaknya pengangguran namun jika ini dapat dikekola dan dirancang kembali secara sistematis oleh pemerintah ini akan membuat Indonesia bisa untuk meningkatkan perekonomiannya.


- Kualitas tenaga kerja yang relatif rendah
Indonesia menjadi negara kelima dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, namun kita ketahui bahwa kualitas tenaga kerja Indonesia masih relatif atau cenderung rendah dan jika ini tetap dibiarkan maka ini akan menghambat kemajuan negara Indonesia pembangunan seuatu negara juga tidak lepas dari peranan suber daya manusianya itu sendiri yang dapat diukur dari human resorce development atau kualitas sumber daya manusianya dan oleh karena itu pembangunan manusia harus menjadi prioritas dalam pembanguan suatu negara presiden juga berharap pentingnya dari proveksi penduduk ini sebagai prasyarat untuk merumuskan perencanaan pembangunan di masa depan secara lebih efektif dan efisien.


- Pembagian tenaga kerja yang tidak merata
Dengan banyak jumlah penduduk Indonesia ini maka akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan jika pembagiannya tidak merata dan ini akan membuat semakin banyaknya pengangguran akibat penumpukan sumber daya manusia yang tidak dikelola dengan baik, namun jika pembagian tenaga kerja ini dapat dikelola dan di berikan penangan dan pembagian secara tepat maka ini juga akan meningkatkan ketenagakerjaan di Indonesia dan SDM di Indonesia tidak terbuang sia-sia.
- Meningkatnya pengangguran dan Kesempatan kerja yang terbatas
Meningkatnya pengangguran juga diakibatkan oleh karena banyak penduduk yang tidak diberengi dengan lapangan pekerjaan yang memadai sehingga akan sulit untuk mencari pekerjaan dan juga membuat orang malas untuk bekerja karena mereka hanya berfikir bahwa mencari kerja itu sulit dan tidak untuk semua orang disini maksudnya adalah pekerjaan dijaman sekarang menunutut untuk kita mampu memiliki kualitas kerja yang tingg yang kedepannya akan membuat Indonesia semakin berkembang, peningkatnya pengangguran ini juga dapat ditangani salah satunya dengan cara membuat inisiatif lapangan pekerjaan yang dapat mencakup banyak jiwa ataupun penduduk yang nanti akan membantu kelangsungan hidupnya dengan mempertimbangkan hak-hak dan kewajibanya dari pekerjanya yang dimaksud adalah kesesualian kemampuan pekerja dan lapangan pekerjaannya dan juga tidak menyiksa ataupun melanggar HAM dari pekerjanya itu sendiri sehingga ini akan meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Kekuatan dari Bonus Demografi.
Banyak dan tingginya kualitas  SDM disuatu negara akan sangat mempengaruhi perkembangan dari negara tersebut Indonesia merupakan negara yang memiliki SDM yang menunjangnya untuk menjadi negara yang maju, contohnya pada negara Jepang adanya bonus demografi pada tahun 1950 membuat Jepang melesat menjadi negara dengan kekuatan ekomoni ke-3 dunia pada dekade 70-an, setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet. Indonesia juga sampai saat ini punya modal SDM yang sama dengan Jepang pada tahun 1950 bahkan SDM di Indonesia bisa dikatakan akan lebih miningkat pesat hingga pada tahun 2035 namun yang menjadi masalah adalah banyak SDM ini tidak di imbangi dengan kualitas dari sumber daya manusianya tersebut.  Namun untuk meningkatkan kualitas dari SDM itu sendiri pemerintahpun telah memberikan inisiatif antara lain adalah :
- Memberikan pelatihan dan keterampilan kepada masyarakat terhadap semua sektor
- Memberikan pendidikan formal secara gratis 
- Memberikan tunjangan atau beasiswa bagi warga yang berprestasi atau berinovasi
- Meningkatkan standar pendidikan
- Penyediaan fasilitas yang memadaidengan adanya inisiafif ini akan membuat peningkat-peningkatan tenaga kerja menjadi lebih berkualitas.


Jadi kesimpulannya adalah semakin tinggi jumlah panduduk usia produktif, seharusnya menjadi sebuah potensi untuk pembangaunan suatu negara.  Bahkan, murut para ilmuan, Indonesia dari tahun 2010 hingga 2035 kelak Indonesia sedang menikmatimasa dimana periode bonus demografi berlangsung.  Dan jika tidak dimanfaatkan dengan baik maka itu akan sia-sia saja karena bonus demografi terjadi tidak secara terus menerus melainkan terjadi hanya sekali dan beratus-ratus tahun.
Juga untuk bonus demografi dan ketenagakerjaan Indonesia saat ini maupun masa depan haruslah dimanfaatkan hingga mencapai puncaknya atau harus dilaksanakan di kelola secara optomal,efektif, dan efisien maka seluruh kebijkalam pembangunan nasional harus bersinegi,juga diarahkan secara konstuktif, dan tersistematis sesuai tujuan dari negara Indonesia untuk mencanpai kemakmuran dan kesejahteraan masyakat republik Indonesia.